Demam Corona

Assalamu’alaikum Readers ….

Apa kabar? Semoga sehat ya dan jauh dari Corona, Covid 19, dan virus lainnya. Wow … makin beringas, nih, Covid 19. Setelah DKI, Jawa Tengah, Jawa Barat memutuskan social distance, kini giliran Jawa Timur. Waktunya bersamaan. Soalnya dapat intruksinya sama. Hanya saja khusus di kabupaten saya infonya mendadak. Senin, 16 Maret, siswa masih masuk sekolah. Namun hanya sampai jam istirahat, setelah itu keluar surat resmi dari Pemda yang memutuskan hal yang sama dengan sesama saudara yaitu Surabaya, untuk meliburkan siswanya. Akhirnya, social distance berlaku pula di Gresik sejak hari itu, Senin, 16 Maret 2020 hingga 29 Maret 2020.

Gurunya bagaimana? Tetap masuk, Readers. Yup, kita dianggap makhluk super kuat, ya. Sampai-sampai yang lain libur (bekerja di rumah), kita tetap masuk. Mengerjakan tugas-tugas yang belum selesai dan tugas seperti biasanya.

Hari ini hari ketiga saya tidak berjumpa dengan siswa bukan karena liburan, tapi karena suatu wabah. Wabah yang muncul bukan sebab kami, orang Indonesia. Tapi disebabkan orang lain yang jauuuuh tempatnya, ribuan kilometer dari Indonesia, sekitar 3.488 km dari ibu kota. Tapi tak luput kena imbasnya.

Jadi teringat lagi, bahwa adzab dari sang Pencipta tak hanya meliputi para pelaku atau orang-orang buruk perilakunya, namun berimbas pula pada orang-orang baik. Tapi, adzab bagi orang baik bukan suatu keburukan melainkan sebagai ujian bagi hamba-hambanya yang taat. Yang justru bernilai pahala.

Sampai-sampai Bapak Presiden mengeluarkan kebijakan, Belajar, Bekerja, dan Beribadah dari rumah dalam situasi saat ini. Meski belum sampai lock down, tapi secara pribadi kami bersiap diri untuk itu. Sebab, Malaysia, Singapore dan beberapa negara lainnya sudah menerapkan lock down hingga 31 Maret (Malaysia). Artinya, tak boleh ada yang masuk dan keluar ke dan dari negara yang menerapkannya. Kalau sudah seperti itu situasinya semakin parah. Pasar, bandara, mal, tempat wisata bakal sepi.

Meski local distance diterapkan di daerah saya, masyarakat masih bisa bebas berada di jalan. Jalanan depan rumah masih ramai, minus pelajar tentunya. Para sales masih ke toko kami. Saya tadi juga masih bepergian ke toko IT di Kota Gresik untuk keperluan membeli baterai laptop saya yang sudah mulai sering low bat bahkan tiba-tiba mati.

Untuk pembelajaran, mulai tadi siang saya buat grup WA khusus siswa. Tujuannya untuk wasilah komunikasi dan pemberian tugas sekolah langsung kepada siswa saya. Selama ini saya hanya membentuk grup untuk orang tua namun sejak adanya kasus ini, terpaksa saya membuatnya. Kenapa terpaksa? Sebab saya termasuk orang tua yang menentang pemberian gadget pada siswa atau anak-anak. Fasilitas telepon genggam hanya cocok bagi orang dewasa atau orang tua.

Well, lain waktu akan saya bagi lagi situasi terkini di daerah saya terkait dengan wabah ini. stay di blog saya, ya, Readers.

Saat Ini

Assalamu’alaikum Readers ….

Apa kabar kalian? Semoga sehat dan jauh dari Corona, ya. Saat ini lagi ramai di Indonesia. Masyarakat berbondong-bondong memborong sembako dan penutup hidung dan mulut alias masker, setelah melihat dan mendengar Bapak Presiden menyampaikan di televisi tentang dua pasien positif corona atadi pagi.

Padahal penyebaran virus corona ini sudah meningkat sejak Januari lalu. Menurut penuturan WNI yang berada di Wuhan China dan sudah dipulangkan ke Indonesia, berita virus ini sudah tersebar sejak Desember 2019 (ILC, malam ini). Ada dua yang positif kena dan 800 pasien yang terinfeksi di kota itu.

Pelan namun pasti virus ini menyebar hampir seantero dunia. Negara Jepang, Italia, Korea telah teridentifikasi penduduknya terinfeksi virus ini. Dari mana? Dari kapal pesiar yang mereka tumpangi. Pemerintah Arab Saudi pun telah menutup bandaranya dari kedatangan penumpang dari luar hingga batas waktu yang tidak dapat dipastikan. Otomatis kegiatan Umroh tak berjalan sebagaimana mestinya. Muslimin yang pergi umroh sesampainya di Bandara King Abdul Aziz terpaksa dipulangkan kembali ke negara asalnya, termasuk adalah jamaah asal Indonesia.

Yaah, hanya sebuah virus, manusia dibuat tak berdaya. Betul-betul tak berdaya. Virus ini kalau boleh saya bilang lebih menakutkan dibanding nuklir sekalipun. AIDS, Flu burung pun sepertinya nggak sesadis virus ini.

Sebagai pendidik dan juga ibu, saya merasa kasihan dengan anak-anak Indonesia. Mereka tak hanya dikepung dengan pornografi/aksi, penculikan anak, game online, narkoba, dan miras, namun juga oleh virus ini. Tantangan hidup mereka lebih berat lagi.

Jadi teringat dengan tulisan yang pernah saya baca, bahwa setiap masa ada pemimpinnya. Hemat saya, siapa saja yang pada masa ini bertahan dari segala keburukan zaman ini, Insya Allah dialah manusia pilihan Allah Subhanahu wata’ala. Manusia yang memiliki tugas untuk memperbaiki bumi-Nya ini, mengembalikan bumi sebagaimana mestinya. Bumi yang memberikan banyak manfaat, di dalamnya terdapat makhluk-makhluk yang taat pada aturan penciptanya.

Bisa saja itu anakku, anakmu, anak saudaramu, atau anak teman kita.